"SEBUAH TANDA TANYA"
Part 2
By Created "Yaman"
Seiring berjalannya waktu, perubahan dia tak lagi aku pertanyakan
meskipun prey sudah tak lagi menganggap adanya persahabatn ini, tetapi
Jeni akan selalu menganggap dia sahabat yang setia, baik ,dan is't the
best.
Bagai kata-kata "mati satu tumbuh seribu" kehidupanku, setelah
menghilangnya sahabat yang aku anggap keluarga kini kini aku mempunyai
beberapa sahabat terbaik, menghilangnya prey bagaikan robohnya benteng
yang menghalangi aku bersahabat dengan yang lain.
Dika dialah salah satu dari sekian banyak sahabat yang aku punya saat
ini, laki-laki kecil, keturunan betawi, mungkin diantara sahabat
sahabatku yang lain Dika lah yang paling Solid, baik, dan menyenangkan.
Pagi itu matahari begitu semangatnya muncul memancarkan sinarnya, hamparan langit begitu biru diatas atap kepalaku ,
"tok.............tuk...........tok.........." bunyi suara telepon
genggamku "jeni,,, jadi gak kerumahmu sekarang" pesan singkat yang
muncul dilayar kecil itu.
"jadi dong,,, sekarang saya siap siap dulu" balas aku
"Boleh lah :D".
Matahari berjalan begitu cepatnya menuju tengah tengah bumi, dika pun
datang dengan si jagur menjemputku "jeni cepatlah udah jam 10 nih entar
keburu panas "
"ya bentar".
Dengan rasa bahagia aku ingin cepat-cepat sampai dikampung halaman ku,
bertemu ayah ibu dan sanak sodara,,, seruan tuhan sudah kedengar dari
depan, samping dan belakang, kami pun bergegas mencari sebuah rumah
tuhan.
"Dik... shalat dulu" sebuah roda 2 dan 4 banyak yang terdiam membisu
didepan rumah tuhan itu "disini saja parkirnya sebelah sana penuh".
Guyuran cairan putih bening membasahi wajah kami, lantunan doa membasahi
bibir kami, alunan takbir aku kumandangkan pertanda aku memulai
menghadap sangkuasa, himgga akhirnya aku dengar "Assalamualikum " Kedua
tangan pun kena dimuka ku yang sudah kering.
Perjalanan kami pun berlanjut, hingga sampai dititik mulut perjalanan menuju gunung pedesaan, "kesini kan jalannya" ungkap dika
"yah aku turun saja takut jatuh,, emang kamu bisi kemiringan hampir 85 derajat"
"diam saja gini gini juga penerus LorenZo hee"
Denyutan operan gigi itu sangat kerasa aku rasakan, dan akhirnya "jen.... kamu gak apa-apa"
"gak cuma sakit tangan saja"
"yah sukur aku juga no lecet lah,, tapi si Jagur pecah kacanya"
kami pun terjatuh dari motor, maklumlah karena dika belum lihat kejalan
gunung, kami pun melanjutkan perjalanan dan sampailah di gubuk kecil,
sederhana namun penuh keramaian dan kebahagiaan .
BERSAMBUNG......
Next part 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar